Labels

Wednesday, June 10, 2009

Rendahnya Budaya Membaca di Kalangan Remaja

Membaca adalah aktifitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskan kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Selain itu, membaca dapat diartikan juga semacam kreasi berpikir. Bukan sekedar melafalkan huruf, kata, kalimat, paragraf hingga bab demi bab. Tapi, juga ruang dimana pikiran tertantang untuk kritis. Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, kejadian-kejadian yang terjadi seluruh penjuru dunia dapat dengan mudah kita ketahui, itu karena perkembangan teknologi yang semakin tinggi. Bukan hanya itu saja, minat membaca juga mempunyai peran dalam hal ini.


Kita sering mendengar istilah “Membaca dapat membuka jendela dunia”, ini berarti dengan membaca dapat menambah wawasan kita. Banyak sekali manfaat yang akan kita dapat dengan membaca. Dengan membaca, kita akan terhalang untuk masuk ke dalam kebodohan. Selain itu, orang akan dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. Kita akan mendapatkan banyak informasi dari kegiatan membaca tersebut.

Seharusnya, membaca sudah menjadi budaya yang mendarah daging di tubuh kita. Namun, budaya membaca khususnya di kalangan remaja masih rendah. Mungkin hanya beberapa persen saja remaja yang suka membaca. Dalam hal ini, bacaan yang dimaksud adalah bacaan yang berisi tentang pengetahuan yang dapat menambah wawasan seseorang. Kebanyakan para remaja suka membaca bacaan yang sifatnya menghibur, seperti komik, novel, dan majalah. Tetapi, ini lebih baik daripada seseorang tidak mempunyai minat baca sama sekali. Jika sesorang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain atau melakukan hal-hal yang tidak berguna daripada membaca, maka betapa banyaknya waktu yang terbuang dengan sia-sia. Padahal mengisi waktu dengan membaca, kita akan mendapatkan informasi dan pengetahuan. Sekecil apa pun pengetahuan yang didapatkan, akan sangat berguna untuk kita.


Banyak sekali yang menyebabkan budaya membaca di kalangan remaja masih sangat rendah. Sebagai penguat, ternyata banyak remaja yang lebih menyukai mengoleksi kaset atau CD lagu-lagu di kamarnya daripada mengoleksi buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan. Selain itu, mereka lebih suka jalan-jalan ke mall daripada mengunjungi toko buku atau perpustakaan. Ini menandakan bahwa minat baca mereka masih sangat kurang.


Surfing internet masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dilihat bukan hanya tulisan, tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak dan remaja. Jadi, walaupun saat ini teknologi berkembang dengan pesat, kita tidak boleh melupakan buku sebagai gudangnya ilmu. Oleh karena itu, perlu adanya usaha-usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan remaja. Salah satunya kita dapat mengadopsi budaya yang dikembangkan oleh Jepang. Di sana diterapkan 20 minutes reading, artinya setiap hari satu orang wajib membaca buku 20 menit sebelum tidur. Hal ini diterapkan oleh setiap warga Jepang sejak mereka masih kecil. Jika hal ini kita lakukan, maka tentunya budaya membaca akan lebih mendarah daging di dalam diri kita. Disini bukan menjadikan membaca sebagai kewajiban, tetapi menjadikan membaca buku sebagai suatu kebutuhan. Dengan begitu terdapat kepuasan batin setelah membaca.


Kemudian , cara yang baik digunakan untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan remaja adalah dengan memberikan keterampilan menulis. Misalnya memberikan tugas-tugas untuk membuat tulisan, seperti karangan, artikel, karya ilmiah, dan lain-lain. Dengan begitu, para remaja akan lebih terpacu untuk membaca. Terlebih lagi untuk para remaja yang suka menulis. Karena asumsinya, untuk menulis sebuah karya, setidaknya seseorang membutuhkan banyak bacaan untuk pembanding, referensi, atau bahan bacaan.


Faktor lainnya yang perlu didorong agar membaca dapat lebih membudaya di kalangan para remaja adalah mengubah pola kebiasaan menghabiskan akhir pekannya. Banyak remaja yang menghabiskan akhir pekannya dengan teman-teman mereka, bukan dengan keluarganya masing-masing. Remaja umumnya berkumpul dengan teman-temannya untuk hang out bareng atau sekedar ngobrol bareng di suatu tempat. Jarang diantara mereka yang menghabiskan akhir pekannya untuk lebih memilih berjalan-jalan ke toko buku atau perpustakaan. Kita sebagai remaja harus mengubah menghabiskan akhir pekan tersebut, karena dengan begitu akan lebih mengasah intektulitas dan akan mengakrabkan kita dengan buku-buku yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada kita.


Sebagian masyarakat mungkin tidak mengetahui bahwa di Indonesia sudah ada peringatan Hari Buku Nasional. Setiap tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Walaupun pamornya memang kalah dengan peringatan-peringatan hari besar lainnya. Tetapi ini adalah suatu langkah konkret yang dilakukan dan dipelopori oleh Ikapi (Ikatan Perbukuan Indonesia) sebagai organisasi di dalam pengembangan perbukuan Indonesia, untuk meningkatkan minat baca masyarakat khususnya di kalangan remaja yang akan menjadi penerus bangsa. Setiap tahunnya Ikapi mengkampanyekan kepada masyarakat untuk lebih menjadikan membaca sebagai budaya.


Jadi, secara keseluruhan dapat kita lihat bahwa budaya membaca di kalangan remaja masih rendah. Dan ini perlu dan wajib ditingkatkan. Dimulai dari kesadaran remaja tersebut untuk mengubah kebiasaannya agar mau akrab dengan buku-buku yang dapat memberikan wawasan. Dengan membaca, akan menjadikan kita sebagai manusia yang mempunyai wawasan dan akan jauh dari kebodohan. Jika kita jauh dari kebodohan, tentunya akan jauh dari kemiskinan. Maka kesejahteraan bangsa Indonesia akan lebih baik.


Sekali lagi, momentum Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei dapat kita jadikan sebagai motivasi agar kita sebagai remaja dapat lebih meningkatkan budaya membaca. Dengan membaca, kita dapat menjadi manusia yang cerdas.

Kegiatan di Camp.Vietnam (30 Mei 2009)

I. Sekilas Tentang Sejarah Camp. Vietnam di Pulau Galang

Berkunjung ke Camp. Vietnam di Pulau Galang merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, karena dengan adanya kunjungan ke tempat tersebut selain refreshing, kita juga dapat melihat sejarah masa lampau.

Sejarah tempat pengungsian orang-orang Vietnam atau yang lebih dikenal dengan Camp.Vietnam ini bermulai pada sekitar tahun 1980-an. Ketika itu banyak orang-orang Vietnam yang mengungsi ke berbagai negara tetangganya karena pada tahun 1970-an, terjadi perang saudara di negara Vietnam tersebut. Perang antara kaum komunis dan penentang komunis, sehingga banyak rakyat Vietnam yang mencoba melarikan diri dari negaranya.

Banyak yang terdampar di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Fhilipina, bahkan Indonesia. Namun mereka ditolak oleh negara-negara tetangga tersebut kecuali Indonesia. Akhirnya Indonesia menjadi negara tempat penampungan sementara rakyat Vietnam. Di Pulau Galang ini, para pengungsi mendapatkan fasilitas yang cukup. Sehingga mereka meraka nyaman dan tentram tinggal di Pulau Galang tersebut. Pada tahun 1996, para pengungsi ini diminta meninggalkan Galang untuk dikembalikan ke Vietnam atau dikirim ke negara-negara tujuan seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara lain yang bersedia untuk menampung para pengungsi tersebut.

II. Opini Tentang Camp. Vietnam

Setelah berkunjung ke camp.Vietnam tersebut, saya berpendapat bahwa tempat bersejarah seperti Camp.Vietnam ini sebaiknya perlu dikembangkan dan dirawat agar dapat terus dijadikan sebagai referensi tempat wisata yang mempunyai sejarah yang tinggi. Tempat ini tentunya akan membantu meningkatkan pendatang atau wisatawan yang berkunjung ke daerah Batam, khususnya Pulau Galang.

Otorita Batam juga sudah mengembangkan dan merawat tempat wisata bersejarah ini. Ini dapat terlihat dari adanya antusiasme dari Badan Otorita Batam yang mampu mengembangkan tempat ini.

Pada saat berkunjung ke Camp.Vietnam, kami juga mengunjungi museum atau informasi centre tentang Camp.Vietnam ini. Banyak sekali barang-barang peninggalan dari para pengungsi, seperti patung-patung karya para pengungsi, serta alat-alat memasak, TV, radio, dan lain-lain yang ditempatkan di museum ini.

Jadi, tempat bersejarah seperti Camp.Vietnam ini harus terus dijaga. Banyak sekali manfaatnya. Salah satunya adalah sebagai tempat study tour seperti yang kami laksanakan ini. Para siswa atau mahasiswa juga akan bertambah wawasan tentang sejarah yang khususnya ada di daerah Kepulauan Riau jika berkunjung ke Camp.Vietnam ini. Untuk ke depannya, camp bekas pengungsi Vietnam ini dapat menjadi salah satu objek wisata dalam menyambut “Visit Batam 2010”.